Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Cuplikan Prolog novel A Miracle of Touch







Gleneagles Hospital, Singapura, Maret 1985
Wanita dengan tunik panjang hijau muda berselubung selimut bercorak garis itu rebah di brankar beroda. Posisi tubuhnya empat puluh lima derajat, kepala bersangga sebuah bantal tipis, dan kedua matanya menatap hampa pada dinding di hadapannya yang nyaris sama kosongnya. Rambut panjangnya tergerai begitu saja, kusut masai, menyebar di atas bantal seperti surai singa, dan dengan ekspresinya saat ini, bindi[1] merah pada keningnya justru menunjukkan kombinasi yang tampak menakutkan.
Di dalam ruangan kamar itu, hanya ada televisi yang tidak dihidupkan. Tembok polos putih bersih membentang dari sisi jendela hingga pintu masuk, berbatas partisi berlapis tirai biru yang terhubung dengan ruang yang dilengkapi sofa, seakan memberi privasi untuk kenyamanan si pasien dari pengunjung yang datang membesuk. 

Behind the scene of A Miracle of Touch






Penulis : Riawani Elyta
Tebal : 240 halaman
Terbit : November 2013
Cover : Softcover
ISBN : 978-979-22-9949-6


Sinopsis


Untuk alasan dan kepentingan masing-masing, Ravey dan Talitha memutuskan untuk menikah. Pernikahan yang sarat perbedaan dan tak sedikit pun diselipi rasa cinta membuat rumah tangga mereka seakan berjalan di atas bara api. Posisi Talitha makin terjepit saat ibunda Ravey menantangnya untuk membuktikan bahwa pernikahan mereka dapat mengubah karakter buruk Ravey.

Pengakuan dari seorang wanita bernama Mary Anne bahwa ia tengah mengandung anak Ravey kian memperuncing persoalan. Belum lagi semua persoalan ini terurai, kecelakaan menimpa Ravey. Kecelakaan yang dicurigai justru ditujukan untuk menyingkirkan Talitha.

Berhasilkah Ravey dan Talitha melalui semua kemelut itu? Siapakah sebenarnya dalang di balik kecelakaan yang menimpa Ravey?

Mamaku Contoh Teladanku



“Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. ....”

Kutipan hadits Rasululllah SAW ini jelas mengisyaratkan bahwa setiap manusia terlahir sebagai pemimpin. Dan kelak, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Minimal, sebagai pemimpin atas dirinya sendiri. Oleh karena itu, setiap orang tua wajib membentuk karakter pemimpin dalam diri anak-anaknya.

Saat Kekhawatiran Melanda

Kemarin, saya menerima email berisi revisi sinopsis yang udah saya ajuin sebelumnya. Berbeda dengan kondisi-kondisi sebelumnya, ketika revisi sinopsis menjadi sinyal untuk mulai menulisnovel, rasanya selalu excited, dan nggak sabar pengen memetamorfosis sinopsis tersebut menjadi satu cerita utuh.

Hari ini, kalo ditanya, apakah saya excited? Ya, kadar excited saya masih sama, tetapi kali ini ada hal lain yang mengiringinya : kekhawatiran. Sesuatu yang tak pernah menghinggapi saya sebelumnya. Makin kesini, makin banyak membaca tehnik menulis, membaca karya penulis-penulis lain yang 'wow', juga makin banyak karya saya yang terbit, saya justru kian dihantui perasaan khawatir, khawatir kalau kualitas tulisan saya menurun, khawatir kalau nggak bisa menyajikan sesuatu yang baru dan menyenangkan hati pembaca saya. Ada tuntutan yang bergejolak dalam diri saya untuk menulis lebih baik lagi.

RESEP MARMER CAKE DAN PUDING COKELAT BUAH

Lebaran Idul Adha tahun ini, saya bikin Marmer Cake dan Puding Cokelat Buah. Resepnya dari internet dan sedikit saya modif. Untuk puding, karena merknya beda dengan yang biasa dipake, jadinya agak keras, so, untuk postingan ini udah saya sesuaikan.

Marmer Cake


Bahan :
250 gr margarine
250 gr gula halus
200gr terigu
25 gr susu bubuk
25 gr maizena
6 kuning telur
6 putih telur dikocok kaku
2 sdm cokelat bubuk, dilarutkan dalam 50 cc air hangat
1 sdt vanili
1 sdt baking powder

Cara membuat :
  1. Kocok margarine dan gula halus sampai rata, masukkan kuning telur satu per satu
  2. Masukkan terigu, susu bubuk, maizena, vanili dan baking powder, aduk perlahan
  3. Masukkan putih telur yang sudah dikocok kaku, aduk rata
  4. Ambil sepertiga adonan, campurkan dengan campuran cokelat bubuk
  5. Tuang adonan putih dan cokelat bergantian pada loyang tulban yang sudah diolesi margarine dan ditaburi tepung, lalu buat bentuk marmer dengan bantuan garpu atau lidi.
  6. Oven sampai matang


Puding Cokelat Buah


Bahan :
3 bungkus agar-agar bubuk
Susu cair 400ml
Air 2,3L
2 sdm cokelat  bubuk, larutkan dalam 50 ml air panas
50 gr cokelat blok, disisir
300gr gula pasir
1 kaleng buah kaleng (saya pake buah rambutan nanas)
vanili

Cara membuat :
  1. Buat lapisan pertama : Campur 1 bungkus agar-agar cokelat, 200ml susu, 700ml air, campuran cokelat bubuk, cokelat blok dan 120gr gula pasir. Aduk rata. Masak sampai mendidih, tuang ke loyang
  2. Buat lapisan kedua : Campur 1 bungkus agar-agar putih, 200ml susu, 700ml air, vanili dan 120gr gula pasir. Aduk rata. Masak sampai mendidih, tuang di atas adonan cokelat
  3. Atur potongan buah diatas lapisan putih.
  4. Buat lapisan ketiga : Campur 1 bungkus agar-agar putih, 900ml air (termasuk air buah kaleng), dan 60gr gula pasir. Aduk rata. Masak sampai mendidih, tuang diatas potongan buah.
  5. Tunggu sampai mengeras, simpan di dalam kulkas.

Selamat mencoba :D

KRITIK YANG 'JUJUR', BERANI?

Hari itu, saya melihat pengumuman lomba resensi sebuah buku yang hadiahnya sangat 'wow', berupa gadget dan hadiah-hadiah lainnya. Jujur, saat memutuskan untuk membeli bukunya, saya melakukannya karena ingin mengikuti lomba tersebut dan lumayan tergiur dengan hadiahnya.

Tetapi, saat saya mulai membacanya lembar demi lembar, ada gelisah yang bergolak di dalam hati saya, ada banyak hal dalam buku tersebut yang menuntut saya untuk bicara jujur, tidak seperti resensi-resensi lain untuk buku tersebut yang pada umumnya serba baik-baik belaka. Saya tak ingin berprasangka, kalau resensi-resensi yang serba baik itu memang ditujukan untuk kepentingan lomba, bisa jadi, yang tertangkap oleh mereka ya memang demikian adanya.

RESENSI NOVEL DAUN KAMBOJA LURUH SATU-SATU : SAATNYA ME'NOL'KAN SUBJEKTIVITAS




Judul : Daun Kamboja Luruh Satu-satu
Penulis : Ifa Avianty
Penerbit : Leutika Publisher
Tahun : 2011

RESENSI NOVEL HUJAN DAN TEDUH





Judul   :  Hujan dan Teduh
Penulis : Wulan Dewatra
Penerbit  :  Gagas Media
Tahun   :  2011

IKHLAS TIDAK MUDAH

Terkadang, sisi manusiawi kita tak sadar mendorong kita untuk menjadi penuntut.
Merasa sudah memberi, menuntut ingin diterima.
Merasa sudah berjuang keras, menuntut ingin hasil yang maksimal.
Merasa sudah menyampaikan/menuliskan sesuatu, minimal ada respon.

Padahal, terkadang kita lupa, teritori kita hanyalah pada usaha, bukan pada hasil.
hasil adalah teritori Allah.

Mungkin, hari ini kita memberi, tapi balasannya tidak 'dititipkan'Nya lewat tangan orang yang kita beri, melainkan lewat tangan yang lain
Mungkin, hari ini kita berjuang, hasilnya belum akan nampak sekarang, tetapi pada suatu masa nanti, karena Dia ingin terlebih dulu menguji kita dengan kesabaran
Mungkin, hari ini kita sudah merasa menulis/menyampaikan banyak hal, tapi responnya sepi-sepi saja, tapi siapa tahu saja, diluar sana, ada mereka yang terinspirasi dari apa yang kita tulis dengan ijinNya tanpa kita mengetahuinya, lalu mereka melakukannya, dan selama itu pulalah, ada pahala jariah yang mengalir pada diri kita, tidakkah itu luar biasa?

Dan terkadang, kita juga lupa, bahwa yang paling mudah mengetuk arasyNya adalah keikhlasan, jadi, alangkah sayangnya, saat menyertai semua usaha, pemberian, amal dan muamalah dengan keluh kesah dan tuntutan.

Memang, keikhlasan tak semudah diucapkan, tetapi, keikhlasan adalah yang membuat menjalani hidup ini menjadi jauh lebih mudah

THE DEADLINE BRINGS ME HERE


Hari ini, saya mampir di blog mbak Windy Ariestanty, dan menemukan satu tulisannya yang berjudul "Tenggat Waktu". Jujur, saya terkesan dengan tulisan ini, dan beberapa bagian dari tulisan ini, saya setuju.
Mbak Windy bilang, kalau deadline-lah yang membuatnya memiliki pencapaian-pencapaian, dan tak dapat membayangkan hidupnya tanpa deadline.

RESENSI NOVEL FRIENDLOVESHIP


Judul  :  Friendloveship
Penulis : Ifa Avianty
Penerbit : Lingkar Pena
Tahun : 2011

Sinopsis :
“Jangan-jangan kita dikutuk...”

“Eh, maksud lu?”

“Kita selusin wallflower ini, belum ada satu pun yang married. Kali aja ada kutukan masa lalu, yang kena nenek moyang kita. Terus menurun ke kita semua…”

BAGAIMANA MEMBUAT SINOPSIS YANG BAIK

Tidak semua penulis terbiasa menulis dengan diawali sinopsis. Ada yang lebih suka menulis dan membiarkan jalan cerita berkembang sesuai imajinasi dan keinginan. Tetapi, saat melihat syarat-syarat pengiriman naskah ke penerbit yang pasti menyebutkan perlunya sinopsis, maka mau tidak mau, sebagai penulis kita juga kudu mempersiapkan sinopsis yang baik karena sinopsis adalah penilaian awal redaksi sebelum mulai membaca naskah kita.

REVIEW NOVEL TILL WE MEET AGAIN : A LETTER TO YOANA

Judul   : Till We Meet Again (Pemenang 3 Lomba Roman 100% Indonesia Gagasmedia 2010)
Penulis : Yoana Dianika
Penerbit : Gagas Media
Tahun   :  2011

Blurb :
Saat pertama kali aku melihat dia hari itu, aku sudah berbohong beberapa kali.

Aku bilang, senyumannya waktu itu tak akan berarti apa-apa. Aku bilang, gempa kecil di dalam perutku hanya lapar biasa. Padahal aku sendiri tahu, sebenarnya aku mengenang dirinya sepanjang waktu. Karena dia, aku jadi ingin mengulang waktu.

Resensi novel Musim Gugur Terakhir di Manhattan : Kekuatan apa yang mengalahkan cinta?




Judul : Musim Gugur Terakhir di Manhattan
Penulis : Julie Nava
Tahun : 2011
Penerbit : Lingkar Pena

Apa rasanya jika berhasil nemu buku yang emang 'pas' dengan momen keinginan? Seneng banget tentunya. Dan inilah yang saya alami saat menuntaskan novel bersetting LN ini, hasil dari jalan-jalan instan di Gramedia saat liburan dua tahun lalu. Sebuah novel yang bertutur tentang konflik pra pernikahan antara dua manusia dengan latar belakang agama, ras, kultur dan negara berbeda, juga selipan unsur feminisme wanita modern.

RESENSI NOVEL QUEEN OF THE EAST : TITANIC FROM HINDIE




Judul : Queen of The East
Penulis : Yanti Soeparmo
Penerbit : ProuMedia
Tahun : 2010

Sinopsis :
Sebuah kapal bernama Queen of the East, melepas sauh menuju Hindia, the Tropical Holand. Negeri yang menjanjikan seribu keindahan. Sebuah kapal yang darinya tersembul berbagai harapan: dua mahasiswa pribumi pulang menyelundupkan benda rahasia demi mendukung perjuangan kemerdekaan; orang-orang Belanda menyeberang untuk sekadar pulang ke negeri jajahan, ada pula yang mengadu nasib di negeri orang.

Namun ia juga menyimpan kengerian: tiga kompi pasukan didatangkan untuk membungkam perlawanan pejuang kemerdekaan; dan tak kalah mengerikan, seorang agen rahasia disusupkan untuk memecah-belah sebuah elemen masyarakat Hindia agar sibuk berkonflik dan absen dari perjuangan.

RESENSI SYAIR CINTA PEJUANG DAMASKUS : BELAJAR DARI "DONGENG"


Judul: Syair Cinta Pejuang Damaskus
 Penulis: Elvandi
Harga: Rp. 35.000
Penerbit : Prou Media
Tahun : 2009

RESENSI NOVEL JEAN & SOFIA : SAATNYA BERDAMAI DENGAN EKSPEKTASI

Judul : Jean Sofia
Penerbit : Diva Press
Tahun terbit : 2011
Penulis : Leyla Hana



Mohon maaf, kalo kali ini saya lagi males nulisin sinopsis meski judulnya lagi me-review, untuk novel ini, satu tagline ini rasanya cukup untuk menggambarkan keseluruhan isi cerita : kisah cinta beda agama dengan segala lika-liku dan perjuangan pahit-manisnya.

Mohon maaf juga, kalau kali ini saya nggak menyinggung soal unsur intrinsik dari fiksi yang biasanya jadi bahan obrolan dalam review, karena untuk penulis sekelas Leyla Hana, saya yakin rata-rata unsur ini telah terpenuhi dengan baik, dan apa yang terpenting adalah bagaimana karya yang dihasilkan menarik bagi pembaca.

Kesimpulannya, review saya memang tolok ukurnya kata hati, juga apa yang paling mendominasi rasa dan pemikiran saat usai membaca, jadi nggak bisa dijadiin standar review yang baik, hehe...

RESENSI NOVEL LIVOR MORTIS : MISI INI UNTUK SIAPA?




Judul buku      : Livor Mortis
Penulis             : Deasylawati P.
Penerbit           : Indiva Media Kreasi
Cetakan I        : Juni 2008
ISBN               : 978-979-1397-41-4

Resensi :
Tak sedikit fakta buram dibalik pelayanan oleh Institusi Kesehatan, dalam hal ini rumah sakit umum pemerintah yang pernah kita dengar, saksikan bahkan kita alami. Namun hanya sedikit yang berhasil terkuak, muncul ke permukaan lalu mendapat solusi dan perhatian sebagaimana ‘mesti’nya. Selebihnya justru harus dibungkam rapat-rapat demi menjaga nama baik dan kredibilitas institusi juga sebagai bentuk ‘penerimaan tanpa syarat’ terhadap subsidi yang digulirkan pemerintah.

Fakta-fakta inilah yang kemudian mengilhami alur cerita didalam novel berjudul Livor Mortis ini. Livor Mortis sendiri merujuk pada tanda-tanda fisik seseorang berupa bentuk lebam pada permukaan kulit yang menjadi ‘bukti pengesahan’ bahwa seseorang itu telah pasti meninggal sejak rentang waktu beberapa jam.

Resensi : Catatan Hati Ibu Bahagia

JUDUL BUKU   :           CATATAN HATI IBU BAHAGIA
PENULIS         :           LEYLA HANA
PENERBIT       :           JENDELA (LINI ZIKRUL HAKIM)
TERBIT            :           MARET 2012
TEBAL              :           352 HAL
ISBN                :           978-979-063-710-8

Ditengah hiruk pikuk perdebatan para wakil rakyat tentang kenaikan BBM, terdapat satu Rancangan Undang-undang (RUU) yang konon tak kalah urgen untuk segera disahkan, masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun ini, yaitu RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG).

Meski gaung perdebatannya tak senyaring isu kenaikan BBM, namun RUU ini cukup membuat gelisah beberapa elemen umat Islam negeri ini yang masih sadar benar akan pentingnya pilar-pilar budaya dan ajaran Islam, mengingat sebagian besar isi RUU ini memang mengadopsi aturan sekuler liberalisasi yang tertuang dalam Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW), Beijing Platform for Action (BPFA) dan Millenium Development Goals (MDGs).  Aturan-aturan yang berusaha menegakkan kesetaraan kaum perempuan dalam perspektif kaum feminisme barat yang sayangnya bertentangan dengan perspektif Islam tentang perlindungan kaum perempuan, bahkan ke depan, dikhawatirkan bakal merusak tatanan kehidupan keluarga umat Islam negeri ini.

Lantas, apa hubungannya dengan buku berjudul Catatan Hati Ibu Bahagia ini?

Information Dump

Saya baru mengetahui istilah ini dari pembicaraan dengan salah satu editor saya tempo hari. Berangkat dari situ, saya lalu mencari-cari informasi tentangnya, baik dari internet maupun dari buku-buku panduan menulis yang pernah saya baca. Dan dari hasil diskusi dengan mbak editor juga dari pencarian tersebut, inilah sedikit uraian saya tentang "Inforamtion Dump" di dalam menulis fiksi, yang coba saya uraikan dalam bentuk tanya jawab.

Apa itu Information Dump?

Kalau menurut Wikipedia, Information dump is the insertion of a big passage of uninterrupted exposition text into a narrative. Dalam prakteknya, ini terkait fakta-fakta tidak penting yang tidak perlu diketahui pembaca dari sebuah fiksi.

Contohnya?

Saya ambil contoh dari salah satu draft novel saya :

"Sebuah kandelir kristal besar menggantung di langit-langit ruangan, mengilap seperti perhiasan emas yang disepuh, seketika mengembalikan ingatan Talitha pada film bollywood terakhir yang ia tonton bersama Sashi.

Kalimat yang dicoret adalah contoh fakta yang dapat digolongkan Information Dump, karena fakta tersebut tidak terlalu penting untuk disampaikan.

Apa tujuan menghilangkan Information Dump?

Salah satunya adalah agar ritme narasi kita tetap stabil, tidak bertele-tele sehingga dapat menjaga konsistensi pembaca untuk menikmati karya kita.

Kapan kita dapat melakukan "pencukuran" Information Dump?

Bisa di awal, bisa juga di akhir. Untuk yang di awal, ini biasanya dilakukan oleh penulis yang terbiasa merencanakan tulisannya matang-matang. Dalam Buku Draft 1 karya Winna Efendi, salah satu trik menyiapkan karakter tokoh cerita yang kuat adalah dengan membuat semacam biodata tokohnya : siapa namanya, seperti apa ciri-ciri fisiknya, bagaimana sikapnya, apa musik favoritnya, dsb. Namun dalam penulisannya, tidak semua daftar dalam biodata ini perlu dicantumkan, pilih yang penting-penting saja atau yang dapat mendukung cerita, jadi proses pencukuran Information Dump bisa dilakukan di sini, untuk menyingkirkan info tentang tokoh yang tak terlalu penting diketahui.

Untuk yang di akhir, ini dilakukan pada proses self-editing, yaitu dengan menyingkirkan fakta-fakta atau kalimat yang dirasa tidak efektif.

Bagaimana cara mengetahui kalau kalimat yang kita buat termasuk Information Dump atau bukan?

Cara sederhana, cobalah mencoret satu kalimat yang dicurigai sebagai Information Dump, lalu baca narasi sebelum dan sesudahnya. Kira-kira terasa janggal nggak dengan penghilangan kalimat itu? Jika terasa janggal atau ada sesuatu yang 'hilang', boleh jadi, kalimat itu sebenarnya kita butuhkan untuk meningkatkan eksplorasi cerita. Tetapi jika penghilangannya tidak memberi efek apapun, dan narasi kita justru menjadi lebih efektif, maka boleh jadi, kalimat tersebut memang termasuk Information Dump.

Semoga bermanfaat :)