Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Nulis genre beda? Sah-sah aja, asal.....

Menarik, saat mencari-cari referensi untuk postingan ini, saya bertemu kalimat ini di www.sabda.org, bahwa bukan penulis yang memilih genrenya, tetapi genre itulah yang memilih penulisnya, karena pada hakikatnya ketika menulis sebuah karya, penulis hanya menulis apa yang ada dalam hatinya. Batasan sebuah genre diciptakan untuk memudahkan pembaca mengenal dan mengapresiasi beragam karya, tetapi batasan itu sendiri, juga tidak seharusnya menjadi belenggu bagi penulis untuk berkarya. Itu sebabnya, tak jarang, penulis juga kerap tergoda untuk mencoba menulis berbagai genre.

Hal ini nggak hanya menimpa penulis yang udah menerbitkan beberapa buku saja, bahkan seorang penulis dengan jam terbang masih minim pun tak luput dari rasa bosan, saat harus menulis pada genre yang itu-itu saja, tak peduli meski dari naskah yang ia tulis, belum semuanya layak diterbitkan.

KONSEP DIGITAL UNTUK START-UP BUSINESS

Pengen memulai bisnis tapi modal seuprit?
Pengen jualan tapi gak pede menghadapi calon konsumen?
Lupakan cara konvensional, saatnya untuk start-up your business dengan konsep digital, karena konsep ini nggak hanya akan menghemat banyak sumber daya seperti tenaga, waktu, dan materi tetapi juga menjanjikan profit dan jaringan yang nyaris tanpa batas.
Tulisan ini bukan iklan jualan obat, juga bukan bujuk rayu untuk menjadi member produk, melainkan sebuah ulasan praktis tentang how and what you need to start up your business by using this digital concept.

REVIEW NOVEL SILANG HATI

Judul: Silang Hati
Penulis: Sanie B. Kuncoro & Widyawati Oktavia
Jumlah Halamanan: 332 hlm
Ukuran: 13 x 19 cm
Harga: Rp49.000
ISBN: 979-780-479-8

Bagaimana caraku menatapmu, memandangmu lurus-lurus tanpa rasa bersalah? Karena setiap kali aku berhadap-hadapan denganmu, berusaha bereaksi atas senyuman tulusmu, aku seketika menundukkan kepala. Saat melihatmu, aku melihat dirinya.
Cinta memang bukan sesuatu yang bisa dipermainkan, dan sayangnya, aku baru menyadari ketika benar-benar terperosok ke dalamnya. Seperti pasir isap, sulit bagiku untuk keluar dari segitiga ini. Ada tiga sisi di cinta ini, ada tiga perasaan yang tengah dipertaruhkan.
Tak seharusnya ini terjadi, aku tahu itu. Tapi, kau dan dia bagaikan air dan udara—bagaimana bisa aku memilih hidup dengan salah satunya saja?

BERSINERGI BERANTAS KORUPSI


Percayakah anda, bahwa dalam setiap dimensi publik yang kita masuki kini, nyaris tak terlepas dari perilaku korupsi?
Ketika berjalan kaki atau mengendarai kendaraan, jalan yang kita lewati itu ternyata dibangun oleh dana mark-up, ketika membeli buku-buku pelajaran di sekolah anak-anak, buku-buku tersebut ternyata berasal dari perusahaan yang memenangkan tender secara korup. Ketika melakukan pengurusan dokumen, tak jarang kita menghadapi oknum bermental korup dan memaksa kita melakukan perilaku korup juga (menyuap) agar urusan bisa lebih lancar. Dan ketika melangkah masuk ke institusi tempat kita bekerja, kita sering tak berdaya atau bahkan dengan sukarela membiarkan diri terjebak lingkar sistem yang diwarnai perilaku korupsi.